KONSEP AMARAH MENURUT AL-QUR’AN

Abstract

Penyebutanpada kata amarah,dalam al-Qur’an sering terbatasi padasikap dan tindakan itu sendiri. Al-Qur’an bahkan menggambarkan sifat amarah ini sebagai perilaku yang tidak mendasar atau ber-pengetahuan. Seseorang yang berperilaku yang demikian disandarkan kepada sifat yang menuruti hawa’, dengan penekanan pada mental dan pengetahuan yang lemah. Oleh karena itu, al-Qur’an mengisyaratkan sifat amarah dengan pendekatan yang lebih humatis-spiritual melalui zikir, sabar, relaksasi dan termasuk totalitas mental yang siap menerima kebenaran.Untuk itu, pemahaman yang lebih aktual terkait sifat amarah,yang sejatinya memang diperlukan, namun tidak selamanya mesti dipusatkan secara fisik, dan sifat ini terkadang memerlukan usaha dari dalam ketika menghadapi tantangan; karena itu nilai sabar menjadi penyeimbang setelah fase kemurahan hati. Dengan demikian, konsep amarah tidak hanya terbatas pada makna secara literal,melainkan menunjuk kepada makna subtansial yang berarti “merugi” yang berujung kepada kesesatandan atau penyimpangan dari kebenaran. The term anger, in al-Quran is often limited to the attitude and action. Even al-Quran describes anger as the attitude of the person who is not knowledgeable. Someone who has anger is the one who follows his or her desire by having weak mental and knowledge. Thus, al-Quran hints the coping of anger with approach that is more humatis-spiritualthrough zikr, patience, relaxation and including mental totality that is ready to accept the truth. The understanding that is more actualrelated to anger is actually needed. To deal with anger is not always to be concentrated physically, butmore inner effort is needed.; therefore, patient value becomes the balance after the phase of generosity. It can be said that, anger concept is not only limited to literal meaning, but also to substantial meaning which means “losers”can culminate in digression or the deviation from the truth. Kata Kunci: Amarah dan al-Qur’an