TRAUMA & TAZKIYATUN NUFUS (Pada Santri korban konflik di Markaz Al-Aziziyah Lueng Bata Banda Aceh)
Abstract
Konflik yang berkepanjangan di Aceh menyisakan trauma yang mendalam bagi masyarakat Aceh baik ketika orde baru dan ketika konflik GAM dan Militer pada tahun 1998 yang menghilangkan nyawa lebih dari 3500 orang. Konflik di Aceh masih menyisakan trauma pada anak-anak korban konflik yang saat ini sudah berusia di dewasa, ada yang menyimpan dendam dan tidak, namun secara tidak langsung nampak dari tingkah laku dan cara berpikir mereka. Mendampingi dan menjalin hubungan sosial yang baik dengan mereka adalah salah satu cara untuk mengurangi dampak trauma yang mereka alami. Membangkitkan semangat santri untuk terus berkarya dan menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang adalah yang terpenting untuk menjaga kondisi psikis yang kurang normal. Kurangnya pemahaman terhadap potensi yang mereka miliki, bahwa ada dalam diri mereka kekuatan yang hebat yang bisa membawa perubahan dalam hidup mereka para santri yang ada di dayah al-Aziziyah ini. Objek penelitian ini adalah 22 orang santri yang berasal dr berbagai daerah di Aceh terutama anak-anak yatim yang orang tuanya korban konflik dan ada juga yang orangtuanya korban tsunami. Penelitian ini menggunakan jenis data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif menggunakan wawancara terstruktur, konseling individu, observasi dan dokumentasi, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan angket trauma dengan skala Likert. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek trauma yang paling tinggi adalah AA Anxiuous Arousal 52 %, Anger Irratability 9,42%, Depression 46,5%, Defensive Avoidance 53,2%, Dissociation 44,8%, Dysfunctional Sexual Behaviour 44 18%, Instrusive Experience 38.5%, Impaired Self Reference 46,7%, Sexual Concern 14,9 %, Tension Reduction Behaviour 29,10 %.