REKONSTRUKSI TAFSIR PEREMPUAN: MEMBANGUN TAFSIR BERKEADILAN GENDER (Studi Kritis Atas Pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernissi dan Amina Wadud Muhshin tentang Perempuan dalam Islam)

Abstract

Artikel ini berasal dari hasil penelitian yang memfokuskan pada kajian pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernisi, Rifaat Hasan, Aminan Wadud Muhsin tentang perempuan dalam Islam. Pemikiran para tokoh itu dihadapkan dengan realitas teks-teks fiqh klasih yang cenderung diskriminatif terhadap perempuan. Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antar laki-laki dan wanita maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah pengabdian dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Banyak ayat al-Qur‟an telah menunjukkan bahwa laki-laki dan wanita adalah semartabat sebagai manusia, terutama secara spiritual (Al-Qur‟an, 9:112, 66:5). Sebagai sebuah penelitian pustaka (library research), penelitian ini bersifat diskriptif-analitis-eksplanatoris. Yakni berusaha memaparkan bangunan pemikiran fiqih klasik yang diskriminatif terhadap perempuan sebelum akhirnya dideskripsikan kerangka pemikiran tokoh yang diteliti. Data-data akan dianalisis secara kwalitatif dengan menggunakan instrumen analisis deduktif dan komparatif. Dan pendekatan yang dipakai adalah historis sosiologis, hermeneutika sosial, dan normatif. Akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa fiqh yang disusun dalam masyarakat yang dominan laki-laki (male dominated society), seperti di kawasan Timur Tengah ketika imam madzab masih hidup dan kitab-kitab fiqh dirumuskan, melahirkan fiqh bercorak patriarkhi. Fiqh yang bercorak demikian bersifat diskriminatif dan penuh ketidakadilan. Pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernissi dan Amina Wadud Muhshin merekonstruksi fiqh diskriminatif dan menawarkan pemikiran baru yang lebih adil.