DAMPAK SEDIMENTASI SUNGAI TALLO TERHADAP KERAWANAN BANJIR DI KOTA MAKASSAR

Abstract

Kota Makassar memiliki 2 sungai besar yang bermuara di pantai Makassar bagian barat, yaitu Sungai Tallo, Sungai Jeneberang. Pada daerah sekitaran Sungai Tallo, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar telah menetapkan 19 titik rawan banjir yang berpengaruh di Kota Makassar. Kondisi air Sungai Tallo yang sering meluap dari sungai karena debitnya bertambah dengan cepat sehingga melebihi daya tampung sungai air hujan yang jatuh dipermukaan mengikis tanah sehinggah terbawa oleh aliran air kedalam sungai. Kondisi inilah yang menghasilkan dampak dari proses sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari sedimentasi Sungai Tallo terhadap tingkat pendangkalan dan memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar Sungai Tallo berdasarkan klasifikasi tingkat kerawanan banjir. Penelitian ini menggunakan analisis USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk memperkirakan laju erosi dengan mengoverlay beberapa faktor, analisis citra SPOT dengan pengelolaan dari data hasil rekaman citra satelit dan data DEM ditahun 2010 dan 2014, dan analisis kerawanan banjir dengan metode rasional. Hasil analisis menunjukkan kondisi sedimentasi dengan tingkat pendangkalan yang berbeda-beda sehingga menghasilkan 4 area pendangkalan akibat kerawanan erosi yaitu area kurang rawan 0,34 km2, agak rawan 6,63 km2, rawan 1,53km2 dan sangat rawan 10,30 km2 dengan erosi total sebesar 559,88 ton/km2/tahun, hal tersebut menyebabkan terjadinya penyempitan garis sungai, perubahan aliran sungai Tallo dan terjadinya banjir akibat rendahnya lantai dasar sungai. Untuk mencengah kerawanan banjir dilakukan berupa rekayasa strukutral yaitu perbaikan alur sungai, normalisasi saluran dengan cara penghijauan sedangkan rekayasa non struktural yaitu partisipasi masyarakat dan penegasan pada peraturan yang telah diundang-undangkan.