POLA SPASIAL INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan beragam kondisi geografis, dari pesisir sampai pegunungan. Keragaman tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan. Selama ini pusat pertumbuhan berada di wilayah dengan topografi datar. Pembangunan di wilayah bergunung dan berbukit menyebabkan biaya menjadi lebih mahal. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang pembangunannya masih tertinggal di DIY dan Karakteristik fisiknya lebih kompleks dibandingkan daerah lain. Analisa pola spasial IKG akan memudahkan menentukan lokasi prioritas pembangunan di Gunungkidul. Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi pola spasial IKG 2) Mengidentifikasi pola spasial tingkat pembangunan desa, 3) Mengidentifikasi hubungan IKG dengan tingkat pembangunan desa di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif. Analisis pola spasial menggunakan SIG dan analisis hubungan menggunakan korelasi pearson. Indeks Kesulitan Geografis Kabupaten Gunungkidul paling tinggi dibandingkan di DIY. Hasil analisis menunjukkan bahwa 38 desa termasuk dalam klasifikasi rendah, 64 desa (sedang) dan 42 desa berklasifikasi tinggi. Desa dengan kesulitan geografis tinggi relatif banyak di bagian utara dan selatan. Indeks Pembangunan Desa Gunungkidul juga paling rendah di DIY. Desa-desa yang lebih maju berada di bagian tengah kabupaten. Hal ini dimungkinkan daerahnya yang datar, dilalui jalur strategis dan dekat dengan pusat pertumbuhan. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan sangat kuat antara IKG dengan IPD dengan arah negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah nilai IKG maka semakin besar nilai IPD, begitu juga sebaliknya.