Teologi Penciptaan Perempuan: Rekonstruksi Penafsiran Menuju Kesetaraan Gender

Abstract

This article aims to reconstruct religious doctrine which states that the first woman (Hawa) was created from the rib of a man (Adam). It is an important issue as for the feminist, if the reconstruction of the interpretation is not conducted, the stereotypes against women will appear, i.e., they are the second creature, a hierarchical system between men and women in society. This stereotype should be changed by reconstructing current religious conception by employing different approach to the religious texts conveying this topic. That is why this issue is important. The method of this research is reading primary sources such as quranic exegeses in the initial, mid, and contemporary period. By comparing their methodologies, it is expected that the more refreshing interpretation models will be found.Artikel ini bertujuan untuk merekontruksi doktrin agama yang mengatakan bahwa perempuan pertama (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk laki-laki (Adam). Isu ini penting sebab menurut kaum feminis, jika rekontruksi penafsiran tidak dilakukan, maka muncul stereotif terhadap perempuan bahwa perempuan itu makhluk kedua, sistem hirarki antara laki-laki dan perempuan, dan stereotif yang ini harus diubah dengan cara merekonstruksi pemahaman keagamaan selama ini yang mengatakan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki dengan cara melakukan pendekatan yang berbeda terhadap teks-teks agama yang membahas tentang tema ini. Rekonsturksi penafsiran dalam pembahasan ini adalah melihat bagaimana metodologi yang digunakan oleh pakar tafsir generasi awal, pertengahan, dan kontemporer. Dengan cara perbandingan ini, akan ditemukan model penafsiran yang lebih menyegarkan.