MEMBENTUK KESALEHAN INDIVIDUAL DAN SOSIAL MELALUI KONSELING MULTIKULTURAL
Abstract
Kesalehan yang dipahami oleh mayoritas umat Islam adalah kesalehan yang bersifat individual, yaitu kesalehan vertikal antara manusia dengan Tuhan, padahal Islam sebagai agama yang damai memberikan berbagai ajaran-ajaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Berbuat kebaikan tidak hanya terbatas dalam ritual ibadah antara manusia dengan Tuhan, tapi juga antara manusia dengan manusia dan juga lingkungan. Konseling sebagai sebuah aktivitas antara dua individu maupun lebih, diharapkan mempunyai peran yang signifikan dalam merubah pandangan maupun perilaku seseorang. Kesalehan yang selama ini dimaknai mono/tunggal harus dirubah lebih universal. Cara pandang yang lebih universal bisa dilakukan konselor pada konseli dengan beberapa model konseling dan didukung kemampuan profesional konselor. Model itu antara lain model berpusat pada budaya, model integratif, dan model etnomikal. Keberhasilan konselor dibuktikan dengan pemahaman dan praktik konseli yang memandang kesalehan tidak hanya berputar pada kesuksesan akhirat, tapi juga pada pengelolaan dunia sehingga manusa bisa mengembangkan kehidupan yang rahmah, berkakh, dan berkeadilan.Kata Kunci: Kesalehan, Multikultural, Konseling, Individual, Sosial AbstractFORM THE INDIVIDUAL PIETY AND SOCIAL THROUGH THE MULTICULTURAL COUNSELING. Piety that is understood by the majority of Muslims is piety that individual, namely vertical piety between man and God, whereas Islam as a religion of peace provides various teachings related to social activities. Do good is not only limited in the ritual of worship between man and God, but also between man and man and also the environment. Counseling as an activity between two individuals or more, is expected to have a significant role in changing behavior and views of a man. Piety that during this narrowly defined mono/singular should be changed more universal. More universal perspective can be done on konseli counselor with some models of counseling and supported the ability of professional counselors. The Model among others the model centerd on culture, integrative