KESATUAN ILMU DALAM BINGKAI PEMIKIRANPENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF ISMAIL RAJI AL-FARUQI

Abstract

Merefleksikan nilai-nilai keilmuan para mujtahid dan ulama zaman dahulu adalah idealitas untuk mengantarkan ilmu pengetahuan pada pembudayaan ilmu keislaman yang integralistik. Idealitas itu adalah hal yang layak diimpikan, mengingat betapa umat Islam dahulu pernah mengalami zaman kemajuan intelektual. Islam kini dan masa lalu sungguhpun berbeda pengalaman dalam memberlakukan nilai-nilainya, tetapi kerangka teoretiknya memi-liki substansi keislaman yang holistik-integralistik, tidak parsial, tetapi padu. Kenyataannya setelah Islam melewati masa-masa kejayaan tersebut, Islam berada dalam dominasi frame keislaman megapuritanistik dan megasekuleristik. Entah ini konstruksi ala-miah atau west high conspiration (konspirasi besar barat), yang jelas kondisi yang berlaku saat ini adalah diskursus-diskursus ter-sebut. Oleh karena itu harus ada parameter terbarukan dalam per-spektif integralisasi ilmu, sebagaimana dikembangkan oleh Ismail Raji al-Faruqi, konsep kesatuan ilmu atau islamisasi ilmu penge-tahuan yang mampu membawa pengembangan ilmu pengetahuan pada kedudukan yang sebenarnya.