RELEVANSI HERMENEUTIKA JORGE J. E. GRACIA DENGAN KAIDAH-KAIDAH PENAFSIRAN AL-QUR’AN
Abstract
As a method, hermeneutics play important role in the study of texts, languages, and all things related to the text, including the sacred text. This study is related to the text producer (author), the text itself, and the reader. In this article, the author tries to integrate hermeneutics of Latin American school of Jorge J. E. Gracia with the rules of interpretation of the Qur’an. The authors initiate describing the thought of Gracia using a descriptive-comparative analysis approach, then compare it with Qur’an studies, which in this case is compliance with the rules of interpretation of the Qur’an. Related to understanding term, Gracia put in one of understanding terminology of interpretation. There are three meanings of interpretation: first, the term ‘interpretation’ is synonymous with comprehension (understanding) of a person to the meaning of the text, the second on ‘interpretation’ is also often used to refer to the process or activity to develop an understanding of the text, and the third, interpretation that involves three factors. 1) the interpreted text or called interpretandum, 2) The interpreter, and, 3) the comments added to the original text, or called interpretans. Those three awareness are closely related to the interpreted text, or if it is integrated with the rules of interpretation will result the integration of hermeneutics with the following principles: First, the historical functions in line with the asbāb an-nuzul; second, meaning function with linguistic rules and the Qur’an; fourth, implicative function, reviewing the patterns of linkages with other scientific text. Hermeneutika menduduki posisi penting dalam kajian teks, bahasa, dan segala hal yang berkaitan dengan teks, termasuk teks suci. Kajian ini berhubungan dengan produsen teks (author), teks itu sendiri, dan pembaca (reader). Dalam artikel ini, penulis mencoba menawarkan sebuah integrasi hermeneutika mazhab Amerika Latin ala Jorge J. E. Gracia dengan kaidah-kaidah penafsiran al-Qur’an. Dengan menggunakan pendekatan analisa deskriptif-komparatif, penulis memulai mendeskripsikan pemikiran Gracia, kemudian mengomparasikan dengan kajian qur’anic studies, yang dalam hal ini adalah kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah penafsiran al-Qur’an. Dalam kaitannya dengan pemahaman, Gracia memasukkan term understanding dalam salah satu terminologi interpretasi. Setidaknya ada tiga pengertian dari interpretasi; pertama, istilah ‘interpretasi’ itu sama artinya dengan pemahaman (understanding) yang dimiliki seseorang terhadap makna teks; kedua, ‘interpretasi’ yang juga sering digunakan untuk merujuk proses atau aktivitas mengembangkan pemahaman dari teks; dan ketiga, interpretasi dalam pengertian ketiga melibatkan tiga faktor. 1) teks yang ditafsirkan, atau disebut interpretandum, 2) Penafsir itu sendiri, dan; 3) komentar yang ditambahkan ke dalam teks aslinya, atau disebut interpretans. Secara spesifik tiga kesadaran tersebut erat kaitannya dengan teks yang sedang ditafsirkan. Jika diintegrasikan dengan kaidah-kaidah penafsiran akan menghasilkan integrasi hermeneutika dengan kaidah-kaidah sebagai berikut: Pertama, fungsi historis (historical function) sejalan dengan asbāb an-nuzul; kedua, fungsi makna (meaning function) dengan kaidah kebahasaan al-Qur’an dan; keempat, fungsi implikatif (implicative function) meninjau pola keterkaitan teks dengan keilmuan lainnya.