DIALEKTIKA PENDIDIKAN ISLAM YANG DEMOKRATIS
Abstract
Abstrak Banyak pengamat pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dan pembelajaran yang terjadi di sekolah selama ini kurang demokratis, yang terlihat dengan kurangnya ruang bagi peserta didik untuk berimajinasi dan berkreasi menunjukkan eksistensinya dengan perspektif mereka sendiri. Padahal, kreativitas dan kemampuan berpikir kritis merupakan kecakapan yang menjadi modal anak agar mampu menghadapi tantangan dan lebih kompetitif. Sisi humanis dan demokrasi dalam koridor pendidikan nasional kita sudah semakin luntur. Di tingkat perguruan tinggi, fenomena kekerasan semakin marak. Brutalisme dan vandalisme sudah biasa dipertontonkan oleh para mahasiswa kita. Beberapa waktu lalu, sekelompok mahasiswa merusak fasilitas kampus gara-gara mereka di-DO (drop-out) oleh pihak universitas karena prestasi mereka yang jeblok dan melebihi waktu studi yang digariskan universitas. Dalam atmosfere politik kampus, sering pula mahasiswa bentrok gara-gara terlibat dukung-mendukung calon pimpinan fakultas atau universitas. Kampus yang sudah tercemar tindak kekerasan, brutalisme, vandalisme, dan tindakan tidak bermoral lainya yang mengebiri harkat dan martabat manusia. Semua ini merupakan bukti bahwa pendidikan saat ini ternyata belum mempunyai peran signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa kita yang punya jiwa social, menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Dan salah satu tawaran strategis dalam tataran paradigmatic ialah dengan berupaya menggali format atau model pendidikan yang demokratis dan berwawasan kemanusiaan. Nilai-nilai demokratis dan humanism penting dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan, bertanggung jawab serta menghargai adanya pluralisme. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Demokratis