GREEN CONSUMPTION: SEARCHING FOR RELIGIOUS ETHICS OF CONSUMPTION
Abstract
Di tengah persoalan krisis lingkungan dan ekologis, muncul masalah baru yang telah menjadi gaya hidup masyarakat modern yaitu apa yang disebut sebagai “affluenza” atau gaya hidup konsumtif yang tidak lagi mempertimbangkan asas kegunaan dan pertimbangan ekologis dalam mengkonsumsi makanan, pakaian, tempat tinggal maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Salah satu cara untuk mengatasi kecendurungan gaya hidup konsumtif ini adalah dengan etika konsumsi untuk memperkuat integritas individual dan masyarakat agar bisa menjalankan hidup yang lebih sederhana, tidak boros, dan lebih ramah lingkungan. Bertolak dari tesis bahwa “agama masa depan akan lebih hijau” yang dicetuskan oleh Bron Taylor (2004), tulisan ini menelusuri jejak pemikiran “green paradigm” dan menawarkan konsep “green consumption” sebagai sebuah landasan bersama (common ground) bagi agama-agama untuk mengatasi masalah “affluenza” dalam kehidupan masyarakat modern yang terus cenderung konsumtif. Makalah ini juga menyuguhkan beberapa model etika terapan yang bisa dijadikan contoh untuk menformulasikan dan mengaplikasikan konsep “green consumption”. Key words: green paradigm, green religion, green consumption, religious ethics, and consumerism.