Kegagalan Akulturasi Budaya dan Isu Agama dalam Konflik Lampung

Abstract

AbstrAct Social disaster, such as Lampung conflict, is dangerous. It can lead to many losses, either material or immaterial, and the humiliation of human and nation dignity. The contestation of various political economic interests with cultural differences implemented by by ethnic groups in Lampung had resulted in conflict. The main question of this writing is how the cultural acculturation of the natives of Lampung and Balinuraga led to the conflict. The answer to the question will help people to prevent similar conficts of other regions. This was ethnografic reseach whose data were collected through in-dept interview, observation, and document analysis. The findings showed that the failure of cultural acculturation between the natives and the Balinuraga was the main root of the conflict.Keywords: Lampung Conflict, acculturation, social interaction, the roots of conflict,Balinuraga AbstrAkBencana sosial, seperti konflik Lampung, sangat berbahaya, karena membuahkan banyak kerugian jiwa, material, mental, dan rendahnya pemartabatan manusia dan bangsa. Kontestasi berbagai kepentingan ekonomi politik dengan perbedaan kebudayaan dalam pola pikir, pandangan hidup dan praktik budaya yang dipresentasikan kelompok-kelompok etnik di Lampung telah menjadi penyebab pecahnya konflik. Persoalannya, bagaimana proses akulturasi kebudayaan antara suku asli Lampung dengan Balinuraga yang memecah menjadi serangkaian konflik itu dapat terjadi? Jawaban atas pertanyaan ini memungkinkan para pihak dapat mencipta peringatan dini pencegahan konflik sosial di berbagai daerah yang memiliki kemiripan dengan keadaan Lampung. Penelitian kualitatif etnografis melalui wawancara mendalam, obeservasi, dan penelusuran dokumen telah menemukan bahwa kegagalan akulturasi budaya antara suku Lampung adalah akar masalah dari konflik Lampung. Interaksi sempit karena ketiadaan ruang-ruang bersama dalam perjumpaan lintas budaya telah menyebabkan kegagalan akulturasi yang memungkinkan tidak pernah terciptanya pemahaman dan upaya kolaborasi berbagai budaya dapat dilakukan.Kata kunci: Konflik Lampung, akulturasi budaya, interaksi sosial, akar konflik, Balinuraga