Konsepsi Jumbuhing Kawula Gusti dalam Kepustakaan Islam Kejawen

Abstract

AbstractThis article is a summary of the research literature on Primbon Atassadhur Adammakna  was written by Prince Tjakraningrat. The primbon generally contains knowledge of  prophecy or prognosis, but Primbon Atassadhur Adammakna contain about Sufism. It’s much used as a reference by the Islam Kejawen followers as a source of life. This research of Primbon Atassadhur Adammakna which uses method. This will be conducted by, describing the mystical teaching in the Primbon Atassadhur Adammakna, and then the contents are analyzedby using Sufism and Hermeneutics approaches. The study findsthat mystical teachings found in Primbon Atassadhur Adammakna, particularly the is concept of Jumbuhing Kawula Gusti or pantheism have similarities with Ibn Arabi’s thought (560-638 H) Wahdatul Wujud and also the teachings of Abu Mansur Hussain al Hallaj’s thought (858-922 M) Ḥulūl or Ana al Haq. The Concept of JumbuhingKawulaGustior phanteism is doctrine of Wihdat al Wujud that has been javanised. The spiritual ways to achieve Jumbuhing Kawula Gusti is by good performing, controlling the lust, and always doing Salat Daim.Keywords: Jumbuhing Kawula Gusti, The God, Man, and Primbon Atassadur Adammakna AbstrakArtikel ini merupakan ringkasan dari penelitian kepustakaan terhadap kitab Primbon Atassadhur Adammakna yang ditulis oleh Pangeran Tjakraningrat. Kitab primbon pada umumnya berisi ilmu petung atau ramalan, namun Kitab Primbon Atassadhur Adammakna justru mengajarkan ilmu tasawuf. Kitab tersebut banyak dijadikan rujukanoleh para penganut Islam Kejawen sebagai sumber ajaran hidup. Kajian terhadap Kitab Primbon Atassadhur Adammakna ini menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis) secara deskriptif analitis. Kandungan atau isi kitab primbon yang berkaitandengan tasawuf dideskripsikan secara rinci, kemudian dianalisis dengan pendekatan tasawuf dan hermeneutika. Ajaran tasawuf yang terdapat dalam Kitab Primbon Atassadhur Adammakna adalah Konsep Jumbuhing Kawula Gusti. Konsep tersebut memiliki kesamaan dengan ajaran Ibnu Arabi (560-638 H) yang mengajarkan WahdatulWujud dan juga ajaran Husain Abu Mansur al Hallaj (858-922 M) seorang sufi asal Persia yang mengajarkan paham Ḥulūl atau yang popular dikenal dengan ajaran Ana al Haq. Ajaran Jumbuhing Kawula Gusti merupakan ajaran Wihdat al wujud (menyatunya manusia dengan Tuhan) yang sudah diolah secara kejawaan (Jawanisasi). Adapun laku spiritual untuk mencapai Jumbuhing Kawula Gusti adalah dengan mengerjakan budi luhur, mengendalikan hawa nafsu, dan senantiasa menjalankan Salat Daim.Kata kunci: Jumbuhing Kawula Gusti, Tuhan, Manusia, Primbon Atassadur Adammakna