Masjid sebagai Pelestari Tradisi
Abstract
Masjid memiliki peran strategis dalam perkembangan kebudayaan Islam di Jawa. Secara historis, masjid-masjid yang didirikan oleh keraton tidak hanya berfungsi secara religi, tetapi juga ada kepentingan politik keraton untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang diinginkan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana masjid keraton itu memiliki fungsi historis sebagai pelestari tradisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan metode deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian ini Masjid Taqwa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Masjid Taqwa Wonokromo berdasarkan inskripsi yang ditemukan, diperkirakan telah berusia sekitardua abad. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan di masjid ini yaitu tradisi kirab lemper pada hari Rabu terakhir bulan Sapar dalam penanggalan Islam. Tradisi ini disebut Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengenang pertemuan Sultan Hamengku Buwana I dengan Kyai Fakih Usman, tokohyang penting dalam masuknya Islam di Wonokromo dan berjasa menyembuhkanwabah penyakit. Masyarakat berharap agar melalui tradisi Rebo Wekasan akan berkah dari raja Yogyakarta.