Wihdah al-Wujud Puisi Ahmad Aran
Abstract
AbstractIslamic mysticism had influence in West Borneo through the thought of Muhammad KhatibalSambasiy, an inisiator ofQadiriahNaqsabandiahSufi Path (tarikat). One field that has strong tasawuf influence is literature as exemplified by the works of AhmadAran, a literature writer of West Borneo, , especially his poetry. His works are compiled inan antology entitled Jepin Kapuas RinduPuisi Kumpulan Puisi Kalimantan Barat. Except Aran’s poetry, poetries from other writers were also found on the anthology published by KomiteSastraDewanKesenian Kalimantan Barat (DKKB) at 2000. WahdatulWujud a discourse of Islamic mysticism was used by Ahmad Aran in his poetry. Through hermeneutic approach, especially exoteric exegete (tafsir), this study concludes that wahdatulwujud was actualized by Ahmad Aran indeed in his poetry Keywords: wihdatulwujud, poetry, and Ahmad Aran.AbstrakTasawuf memiliki pengaruh di Kalimantan Barat melalui pemikiran Ahmad Khatib alSambasiy, penggagas Tarikat QadiriahNaqsabandiah (TQN); dan aspek yang paling mudah dipengaruhi adalah sastra. Selain Odhy’s, puisi-puisi Ahmad Aran juga dipengaruhi oleh tasawuf yang berkembang di wilayah tersebut. Karya puisinya Aran terdapat di dalam antologi Jepin Kapuas Rindu Puisi Kumpulan Puisi Kalimantan Barat. Selain karya Ahmad Aran, puisi-puisi sastrawan Kalimantan Barat lainnya juga dimuat di dalam antologi yang dipublikasikan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Barat (DKKB) pada tahun 2000., puisi-puisi lain juga terdapat di dalam antologi itu yang dipublikasikan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Barat (DKKB) pada 2000 ini. Wihdah al-Wujud merupakan wacana tasawuf yang digunakan oleh Ahmad Aran dalam puisinya. Oleh karena itu, konsep ini menjadi rumusan masalah dan teknik untuk menganalisis puisinya. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik, khususnya tafsir (exoteric exegete) akhirnya ditemukan bahwa wihdah al-Wujud sebagai pengaruh tasawuf, memang diaktualisasikan oleh Ahmad Aran di dalam puisinyaKata kunci: Wihdah al-Wujud, puisi, dan Ahmad Aran.