RELIGIOSITAS HAMKA DALAM NOVEL “DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH” PERSPEKTIF HERMENEUTIK SCHLEIERMACHER
Abstract
Novel sebagai karya sastra ditulis secara naratif. Dalam novel terkandung berbagai pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Temanya pun beragam, baik kisah percintaan, sosial kemasyarakatan, politik, agama, dan sebagainya tergantung kecenderungan seorang novelis. Salah satu sastrawan dan juga seorang ulama yang masyhur di Indonesia adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hamka. Salah satu novel yang ditulis oleh Hamka adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah yang diterbitkan pada tahun 1938 oleh Balai Pustaka. Novel yang tersusun dalam bentuk teks merupakan sebuah tanda maupun simbol yang dapat dipahami dari berbagai sudut pandang, baik melalui pendekatan semiotik, hermeneutik ataupun yang lainnya. Demikian juga dengan novel Di Bawah Lindungan Ka’bah, dapat dipahami melalui pendekatan hermeneutik. Melalui analisis hermeneutik dapat dikemukakan berbagai aspek nilai-nilai yang tersirat di balik karya Hamka, salah satunya adalah nilai-nilai agama. Hermeneutik secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu teori atau filsafat tentang interpretasi makna. Di dalam kisah novel Di Bawah Lindungan Ka’bah terlihat religiositas Hamka dalam berbagai hal, yang meliputi masalah akidah, syariat maupun akhlak. Hamka menggambarkan Hamid sebagai tokoh yang memiliki perilaku dan budi pekerti yang baik karena Hamka banyak dipengaruhi oleh bacaannya selama ini yaitu buku tentang tauhid, filsafat, tasawuf, serta sirah.