Dimensi Politik dalam Ajaran-ajaran Tasawuf (Studi Kasus atas Manaqib Syaikh �Abd al-Qadir al-Jailani)

Abstract

Demokratisasi politik yang bergulir di Indonesia kini sangat memerlukan ragam tawaran konsep-konsep politik pada umat Islam agar mereka semakin cerdas dan arif menghadapinya. Sehubungan dengan itu, maka ajaran politik manaqib Syaykh �Abd al-Qadir al-Jailani menjadi sangat relevan diketengahkan di tengah publik. Wacana-wacana� politik yang berkembang di seputar manaqib lambat laun akan menjadi tawaran-tawaran sikap politik bagi para peminatnya. Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas membaca terjemahan� manaqib berarti menafsirkan. Membaca dan menafsirkan berarti �menulis ulang� dalam bahasa mental dan bahasa pikir pembaca. Keberanian penulis untuk membahas manaqib didorong olehbeberapa tulisan yang telah ada sebelumnya. Ada dua tahap yang dilakuan dalam penelitian ini, yaitu tahap pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pada pembacaan heuristik, penulis memfokuskan pada struktur bahasa dan penggunaan istilah. Adapun pada pembacaan hermeneutik, penulis memaknakan teks yang dianggap sebagai tanda terhadap sesuatu yang tersirat dari teks yang terbaca. Dalam telaah teks, penulis mengabaikan sisi prinsip historis menyangkut ruang dan waktu yang ada dalam narasi isi manaqib. Oleh karena itu, isi tulisan ini tidak akan menjawab persoalan apakah isi teks manaqib termasuk sejarah atau mitos.