Perubahan Paradigma Beragama (Analisis Perubahan Pemikiran Keagamaan Masyarakat Desa Jepang Mejobo Kudus)
Abstract
Membincang tentang fenomena keberagamaan masyarakat, situasi yang berjalan di tengah-tengah mereka akan senantiasa menjadi titik sorot untuk menjelaskan ihwal kehadiran, dimulai dari tradsi, kebudayaan, etnik, agama, dan realitas kehidupan sosial yang berjalan. Fenomena beragama yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat akan menjadi bagian penyimpulan yang bisa dikaji, bagaimanakah kondisi nyata keberagamaan masyarakat yang berjalan. Kenyataan keberagamaan yang ada di masyarakat inilah nantinya akan mengisi ruang-ruang persepsi masyarakat akan bukti hakiki makna agama dalam kehidupan mereka.Mengamati dinamika keberagamaan yang berjalan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Jepang Mejobo Kudus, penelitian ini terfokus untuk mengkaji fenomena perubahan paradigma masyarakat tentang agama. Berpijak kepada dinamika kehidupan masyarakat yang tergolong abangan, terdapat hal unik yang bisa dieksplorasi mengenai keberagamaan masyarakat Desa Jepang Mejobo Kudus. Beragama di antara mereka masih tampak mengadaptasi dengan kegiatan kebudayaan yang cenderung ambigu dalam hukum agama. Dalam hal ini bisa dijelaskan seperti menyabung ayam, meminum-minuman keras, dan berjudi. Namun, di antara aktivitas ambigu dalam kaca pandang agama tersebut, masyarakat juga aktif untuk melaksanakan kirim doa kepada para leluhur yang sudah meninggal (hajatan) atau juga membaca silsilah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani manaqiban.Kehidupan beragama masyarakat Desa Jepang Mejobo Kudus menampakkan adanya perubahan pola keberagamaan. Dimulai dari masifnya kondisi masyarakat yang tergolong abangan, mereka mulai beralih untuk aktif mengisi waktu-waktu luang mereka guna beribadah menjalankan perintah-perintah agama. Aktivitas kebudayaan yang masih banyak dijumpai, seperti menyabung ayam, meminum-minuman keras, dan berjudi, hal tersebut mulai terkikis dengan kegiatan mereka untuk memenuhi tuntutan agama.