Harmonisasi Kerukunan Antar Etnis dan Penganut Agama di Lasem

Abstract

Artikel ini mengeksplorasikan tentang kerukunan antar etnis dan antar umat beragama di Lasem. Dalam sejarahnya, interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat Lasem pribumi dengan etnis Cina, sejak abad 14 hingga abad 16. Meskipun interaksi kedua etnis tersebut mengalami pasang surut, namun harmoni dan toleransi itu senantiasa berjalan dengan baik. Kedatangan etnis Cina di Lasem melahirkan kebudayaan dan pluralitas dalam masyarakat. Pluralitas itu membentuk sebuah harmonisasi kerukunan dalam beragama dan bersosial. Hubungan yang harmonis antara kedua etnis tersebut terutama ketika bersama-sama melawan penjajah Belanda di bumi Lasem. Harmoni dan toleransi masyarakat muslim Lasem juga dapat lihat dari interaksi penduduk asli secara baik dengan para pendatang, baik yang beragama muslim maupun non muslim yang kebanyakan dari etnis Cina. Dalam kehidupan sehari-hari, harmoni terjaga karena beberapa faktor, yakni perkawinan silang, perasaan bersaudara antarwarga, hingga terbukannya ruang-ruang sosial. Perkawinan silang antarwarga lintas etnik yang terdiri dari orang Tionghoa, pribumi Jawa dan santri, terjadi sejak hadirnya orang Tionghoa di Lasem. Dari sini nampak jelas adanya harmonisasi antar entis dan umat beragama di Lasem sejak zaman jauh sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang ini.