AKSIOLOGI ILMUWAN MODAL BAGI GENERASI BERJATI DIRI: Belajar Dari Sejarah
Abstract
Aksi nyata seorang ilmuwan adalah upayanya memberimanfaat bagi lingkungan dan generasi yang mengikutinyasesuai keahliannya. Ilmuwan tidak hanya berperan dalamtataran konseptual semata (kognisi), perlu pula aspek aksinyata (aksiologis). Naskah ini mengulas hal yang perludiketahui bagi pembaca karena torehan prestasi ilmuwandengan beragam bentuk. Sekaligus mengingatkan padailmuwan masa kini agar tidak terlalu mengutamakannafsu politik. Keutamaan yang diwariskan ilmuwan adalahide dan aksi nyata untuk mewujudkan kehidupan sosialyang sejahtera. Mewujudkan upaya tersebut tak luputmenjadikan nyawa menjadi taruhannya, baik ilmuwanlazimnya maupun ilmuwan muslim, sebagaimana Bilalbin Rabah. Ada pula ilmuwan yang gigih mengatur tatapemerintahan, sebagaimana Harun al-Rasyid. Ada pulawarga penjajah yang membantu negara yang dijajahuntuk memperjuangkan kemerdekaan sebagaimanayang dilakukan oleh Laksamana Muda Tadashi Maedadari Jepang. Dinamika kehidupan ilmuwan tak bedanyadinamika yang dialami pejuang di era penjajahan yaknimewujudkan kehidupan yang memulyakan kemanusiaan.Bila torehan yang dilakukan oleh ilmuwan dan pejuangtersebut dapat diwarisi oleh generasi penerusnya maka yangtercipta adalah generasi berjati diri. Kita sering mengenalistilah mikul duwur menjem jero, yakni memulyakanpendahulu karena pengorbanannya. Akan tetapi, bilailmuwan yang sudah terjebak dalam ’meja’ birokrasi dantumpul daya kritisnya, maka tumpulnya daya pikir menjadibumerang lingkungannya karena hasil berpikir menjadiharapan untuk kehidupan nyata.