REKULTURASI PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH BUDAYA CAROK DI MADURA

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap makna di balik fenomena pendidikan Islam ditengah-tengah budaya carok di desa Bujur. Desa ini rawan terjadi carok,meskipun lembaga pendidikan berbasiskan Islam menyebar di desa ini.Sayangnya, tradisi carok ternyata tidak bernading lurus dengan julah pendidikanIslam yang ada. Indikasi ini bisa dilihat dari fakta yang terjadi di lapanganbahwa kekerasan yang berwujud carok masih menjadi cara dalammenyelesaikan persoalan. Tulisan ini menunjukkan bahwa: pertama, ternyatapola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga dan pola pendidikanmadrasah sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang keras, sehinggakekerasan terinstitusionalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, rekulturasipendidikan Islam yang mengarah pada pola internalisasi nilai-nilai yangdemokratis mutlak dilakukan. Kedua, materi pendidikan Islam, baik di lembagapendidikan formal maupun yang non normal harus mempertimbangkankearifan lokal, di samping kurikulum nasional. Dalam kurikulum lokal,pembahasan tentang tradisi carok secara khusus, dan persoalan kekerasan searaumum, dalam pandangan Islam harus mendapat perhatian serius. Ketiga,pentingnya pembekalan pada guru agar menggunakan strategi dalam prosesbelajar mengajar sangat jarang sekali dilakukan, karena terkait dengan komposisiguru yang rata-rata bukan lulusan bidang kependidikan, dan otomatis kurangmemahami strategi dalam kegiatan belajar mengajar.