PERILAKU POLITIK KELAS MENENGAH MADURA

Abstract

Politik sebagai permainan seringkali menghadirkan paradoks bagi aktor politik. Masa Orde Baru, perilaku politik menghadirkan anomali yang menghadapkan masyarakat (civil society) dengan pemerintah, wacana pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) melahirkan BASSRA vis-a-vis Orde Baru. Orde Reformasi, setelah keruntuhan Orde Baru, Mei 1998, para ulama’ BASSRA tersedot ke lembaga legislatif dan eksekutif. Mereka telah menjadi bagian dari negara (state) sehingga—seharusnya—orang yang dulunya “berjuang bersama masyarakat” mengimplementasikan apa-apa yang telah diserap dalam masyarakat. Artikel hasil riset di Bangkalan dan Sumenep ini merupakan riset yang membahas dinamika perilaku politik kelas menengah Madura, terutama setelah keruntuhan Orde Baru, 21 Mei 1998 dan selesainya Pembangunan Jembatan Suramadu, 10 Juni 2009.