ANALISIS STRATIFIKASI SOSIAL SEBAGAI SUMBER KONFLIK ANTAR ETNIK DI KALIMANTAN BARAT

Abstract

Mohammad Ali Al Humaidy (Penulis adalah dosen tetap pada Jurusan Syari’ah  STAIN Pamekasan dan Alumni program Magister Ilmu Sosiologi di Universtias Indonesia Jakarta)       Abstrak: Secara sederhana, tulisan ini akan menganalisa penyebab atau sumber terjadinya konflik antar etnik di Kalimantan Barat, yang terfokus kepada tingkatan stratifikasi sosial. Penulis berasumsi bahwa perbedaan stratifikasi sosial yang kemudian terbentuk sistem pranata sosial (The System of Class Stratifications) mempunyai dampak sosial (konflik antar etnis). Pranata sosial dalam aspek ideologi, agama, ekonomi, politik, bahasa, pendidikan, budaya dan norma-norma sosial lainnya, secara teoritik akan menimbulkan gesekan sosial dan pandangan stereotype etnik yang rentan muncul benih-benih konflik bila dalam realitas sosial menampakkan sifat egois dan fanatisme yang nilai-nilai etnisitas. Benih-benih konflik bersifat laten, apalagi bila ditopang dengan harapan untuk menguasai dan mempertahankan power-privilage-prestige. Disinilah timbul pergolakan sosial antara masyarakat “pribumi” dengan pendatang ataupun sesama etnis. Demikian pula munculnya pertentangan antara kelompok yang ingin menguasai dan mempertahankan power-privilage-prestige dengan kelompok yang ingin merebutnya.Bagi penulis ini sebuah ironi yang perlu kita kaji dan mencari alternatif pemecahan. Ini penting karena menyangkut hak usaha dan hidup manusia yang bagian dari hak asasi manusia, sehingga dengan kejadian konflik etnik di bumi nusantara ini, muncul resolusi konflik sebagai usaha untuk membangun masyarakat pluralis tanpa kekerasan.  Alhasil, sebagai masyarakat akademisi mempunyai amanat untuk memberikan sumbangsih pemikiran agar konflik yang bermuansa SARA dapat dikurangi atau bahkan mungkin ditiadakan. Sebuah tantangan untuk mengkaji teori sosiologi khususnya teori (korelasi) stratifikasi sosial dengan konflik sosial. Kata kunci: stratifikasi sosial, etnik, madura, dayak