PESANTREN DESA PEGAYAMAN, MELEBURNYA JAGAT BALI DALAM KEARIFAN ISLAM

Abstract

Abstrak: Tidak seperti desa-desa Bali lainnya, semua warga Pegayaman adalah orang-orang Islam yang taat, dan mereka adalah orang Bali asli. Mereka menyebut dirinya dengan sebutan nyama Selam (saudara Muslim), tetapi pada saat yang sama mereka juga adalah nyama Bali (saudara Bali). Di Pegayaman, jagat Bali dengan tradisi Hindunya yang warna-warni lenyap. Dari fakta antropologis dan sosiologis terlihat bahwa Islam telah datang ke desa indah ini sejak dulu dan telah memainkan peranan penting pada semua aspek kehidupan desa. Sampai pada tingkatan tertentu, keseluruhan desa tersebut dapat dipandang sebagai sebuah pesantren. Sebelumnya terisolasi dari dunia luar, akhirnya Pegayaman memiliki akses dengan dunia luar khususnya dengan saudara Muslimnya di Jawa, Sasak, dan Madura, dan genealogi pengetahuan Islam Pegayaman terbentuk dari hubungan ini. Saat ini orang Islam Pegayaman menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi. Tetapi tampaknya common themes Pegayaman, yaitu kesadaran diri sebagai Muslim dan sebagai orang Bali, akan membimbing mereka sama seperti yang telah dilakukan para pendahulunya.   Abstract: Unlike other villages in Bali, all Pegayaman people are faithful moslems and they are native Balinese. They call themself as nyama Selam (Moslem brother), but at the same time as nyama Bali (Balinese brother). In Pegayaman, the realm of Bali, with it’s colorful Hindu’s traditions, disappear. From anthropological and sociological facts, it’s clear that Islam has come to this beautiful village for a long times ago and played an important role in all aspects of the village’s life. In some extent, the whole village can be regarded as Pesantren in it’s literal meaning. Previously isolated from outside world, eventually Pegayaman has access to touch with the outside world, especially with their fellow moslems in Java, Sasak, and Madura, in which a genealogy of Islamic knowlegde has been developed. Nowdays, the moslems of Pegayaman face the challenges of modernization and globalization. But it seems that the common themes of Pegayaman, namely the self counciousness as Moslem and as Balinese at the same time, will guide them just like their forefathers have done. Kata Kunci: Islam Pegayaman, Pesantren, Pegayaman, Bali