Abdul Kalam Azad: Nasionalisme India

Abstract

MaulanaAbdul Kalam Muhyiddin Ahmad Azad ( 1888-1958 ) adalah seorang sarjana muslim dan pemimpin politik senior dari gerakan kemerdekaan India. Dia adalah salah satu dari pemimpin muslim yang paling terkemuka untuk mendukung persatuan Hindu-Muslim, menentang partisi India. Azad sangat mendukung kekhalifahan Sulthan Usmani sebagai lambang persatuan Islam. Dukungan terhadap kekhalifahan menjadi suatu cara untuk menyatakan rasa permusuhan terhadap penjajahan Inggris dan aspirasiaspirasi kebangkitan kembali politik Islam, dan ini juga sesuai dengan politik umat Hindu atau kelompok Nasionalis yang anti Inggris dan karenanya persekutuan umat Islam dan umat Hindu dalam mencapai kemerdekaan, menurut Azad adalah langkah yang tepat. Perjuangan kemerdekaan India memang terpecah kedalam dua aliran politik, yaitu kelompok non nasionalis yang dipelopori oleh tokoh-tokoh intelegensia muslim dengan Liga Muslimin-nya dan kelompok nasionalis yang tergabung dalam Partai Kongres India yang mayoritas Hindu dimana Azad berkiprah didalamnya, dan menurut Azad problema Hindu-Muslim akan dapat diselesaikan setelah tercapainya kemerdekaan India. Ketika Kesultanan Usmani bergabung dengan Jerman dalam perang dunia pertama, pemerintah Inggris dengan cepat mengasingkan Azad dan membredel surat kabarnya al-Hilal,begitu perang usai gerakan khilafat di India semakin gencar dan bermuara kepada penyelamatan kekhalifahan, pan Islamisme dan pengusiran Inggris dari India. Gerakan ini juga didukung oleh umat Hindu pimpinan Mahatma Gandhi. Sementara kelompok non nasionalis yang pro Barat ( termasuk Ali Jinnah ) juga ikut memberi peringatan kepada Inggris. Gerakan khilafat akhirnya kehilangan kekuatan ketika Mustafa Kamal menghapuskan kekhalifahan tahun 1924. Usaha-usaha yang dilakukan Azad, termasuk membentuk kelompok nasionalis Islam dalam Partai Kongres (1929 ) untuk menjembatani perbedaan paham antara umat Islam dan umat Hindu ternyata tidak membawa hasil. Keadaan yang terjadi bukanlah kemerdekaan yang utuh, India malah terpecah kepada dua Negara, India dengan mayoritas umat Hindu, dan Negara Pakistan dengan mayoritas muslim, sebagai hasil perjuangan Azad dengan nasionalismenya. Mencermati perkembangan terakhir di India sekarang, benarlah apa yang menjadi kekhawatiran oleh tokoh-tokoh Islam non nasionalis, seperti Iqbal bahwa dibelakang nasionalisme India terletak konsep Hinduisme. Umat Islam manoritas di India inilah yang sering jadi bulanbulanan umat Hindu dengan berbagai alasan dan dalih, kerusuhan terjadi dimana-mana mulai dari Bombay, Bangalore, Bhopal, Hyderabad, Ahmadabad, Jaipur dan Kampur semuanya menjadi saksi atas kekejaman kelompok mayoritas Hindu terhadap minoritas muslim di India.