Peran Mukti Ali dalam Pengembangan Toleransi Antar Agama di Indonesia
Abstract
Agama sebagai sasaran kajian penelitian sudah banyak dilakukan oleh para sarjana disiplin ilmu. Mereka melakukan penelitian terhadap berbagai aspek dari agama, baik aspek ide maupun aspek perwujudan dalam kenyataan. Dimulai dari keyakinan dan ajaran yang dimiliki oleh suatu agama hingga pengaruh agama pada kehidupan masyarakat pemeluk agama tersebut. Kalau yang dimaksud metode dalam ilmu perbandingan agama adalah cara untuk memperoleh dan mamahami kebenaran agama dari realitas empiris, atau lebih tepatnya “kebenaran ilmiah agamis”, maka pendekatan tiada lain adalah suatu sikap ilmiah (persepsi) dari seorang yang harus ditunjukkan untuk menemukan kebenaran ilmiah yang hendak diperoleh. Dengan demikian pendekatan sifatnya umum. Dalan suatu pendekatan tertentu dapat digunakan bermacammacam metode, umpamanya seorang Sosiolog akan mengkaji agama pasti akan menerapkan pendekatan metode-metode sosiologis. Begitu pula Sejarawan, Antropolog, Fenomenolog, dan lain-lain akan menerapkan pendekatan dan metode sesuai dengan latar belakang keahliannya. Maka sasaran ideal dari beberapa pendekatan adalah memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta agama, dan bertujuan untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta tersebut dengan menggunakan kesangsian sistematis. Pendekatan keilmuan dalam meneliti agama mencoba mendeskripsikan dunia pemeluk agama secara apa adanya (das sein), bukan didasarkan semestinya secara normatif (das sollen). Dengan demikian, pendekatan keilmuan yang empiris ini menggunakan dan mengadaptasi pendekatanpendekatan ilmu-ilmu sosial dan budaya. Dari sekian tokoh ilmu Perbandingan Agama, kebanyakan dari mereka merupakan ilmuwan Barat. Namun demikian ada juga beberapa tokoh perbandingan agama dari duni Islam, antara lain adalah Prof. Dr. H.A. Mukti Ali, Ibnu Hazm dan As-Syahrastani. Sementara Ibnu Hazm Al Andalusy dan As-Syahrastani merupakan tokoh-tokoh Perbaga Muslim dari zaman klasik – zaman ketika Perbaga belum terbentuk sebagai studi ilmu yang mapan – maka Mukti Ali merupakan sedikit – bila bukan satusatunya – di antara tokoh ilmuwan yang berkutat menekuni disiplin secara saintifik Perbaga di zaman modern. Maka di sinilah nilai penting dari tulisan ini.