TEORI H SEBAGAI ILMU WAHYU DAN TURATS DALAM ISLAM
Abstract
Konsep konvensional ditemukan dalam bentuk teori H yang hampir mampu menyatukan dimensi ruang dan waktu, tetapi masih menyisakan struktur dan sistematika yang belum jelas. Ajaran Islam sebagaimana tertera dalam Al Qur’an Surah al-Hijr [15]:87 telah menafsirkan dimensi ruang dan waktu dengan makna berjenjang signifikansi 7 dan Al Qur’an. Teori H sebagai rumus bisa lebih baik dan lebih tepat, karena dapat melakukan sinkronisasi dengan simbol akar kata dari Islam. The Hahslm persamaan H = Ah (SLM) dapat diperoleh dengan teori tunggal yang juga didasarkan pada nilai-nilai Islam dan berasal dari al-Qur’an yang merupakan firman Allah SWT. Firman Allah SWT ini akan menjadi jawaban bagi pengembangan ilmu pengetahuan konvensional yang berdasarkan nilai-nilai empiris bersama-sama dengan ilmu pengetahuan Islam yang berdasarkan nilai ibadah atau nilai intangible. Pada akhirnya, peradaban manusia mampu menerobos kebuntuan bersatunya ilmu yang mandeg di urutan dimensi yang berbeda. Dan Islam akan diakui sebagai formula tunggal dalam pemikiran manusia