BUILD STUDENTS’ CHARACTER THROUGH FASTING AT MUSLIM SCHOOL

Abstract

Spiritual intelligence is Supposed to be the main concern in education. This is done by the teaching of religious ethical values by example from the family, school and community. through the practice of worship, Such as fasting a month in Ramadhan (Refrain from eating and drinking or anything that may nevertheless invalidate the fast, all day from dawn until sunset in the month of Ramadan).  fasting, reading and understanding the holy book the Qur'an, physical and social environment conducive. when the spirituality of the students are organized, it will be Easier to organize other aspects of personality.  Fasting during Ramadan is a momentum for character building. Fasting will let people have strong principles, patience, Sincerity and do not give up and have the solidarity and love each other. That principle has now started to disappear. Moment of  Ramadan  may also be a school agenda for character building, with this media, students are expected to remember and go back to the true identity of the sacred and sublime, with the values of humanity and wisdom. When the values of human nature come back on the track, then the equality and solidarity will color the days of the students. Fasting has a horizontal dimension with a strong social life Such as charity, served meals to the orphans, be patient in facing the problem. there are some excellent values for building the character of students. It is Appropriate if the moment of Ramadan fasting would be passed on in the schools as a program after the month of Ramadan in shaping the character of students through the activities of the sunnah fasting( not compulsory fasting)   twice a week Monday-Thursday, or give students the freewill to negotiate to determine how many times a week or every month held sunnah fasting together, the idea of the Sunnah fasting is influence on the formation of student character effectively.Kecerdasan Spiritual Seharusnya menjadi perhatian utama dalam pendidikan. Hal ini dilakukan dengan mengajarkan nilai etika agama dengan contoh dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Melalui ibadah ibadah, seperti berpuasa sebulan di bulan Ramadhan (menahan diri dari makan dan minum atau apapun yang mungkin menyalahartikan puasa, sepanjang hari mulai fajar hingga terbenam di bulan Ramadhan). Puasa, membaca dan memahami kitab suci al-Qur'an, lingkungan fisik dan sosial yang kondusif. Ketika spiritualitas para siswa diorganisasikan, akan lebih mudah untuk mengatur aspek kepribadian lainnya. Puasa selama bulan Ramadhan adalah momentum untuk membangun karakter. Puasa akan membiarkan orang memiliki prinsip, kesabaran, ketulusan yang kuat, dan tidak menyerah dan memiliki solidaritas dan saling mencintai. Prinsip itu kini mulai lenyap. Momen Ramadan juga bisa menjadi agenda sekolah untuk membangun karakter, dengan media ini, siswa diharapkan untuk mengingat dan kembali ke identitas sejati yang sakral dan agung, dengan nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan. Bila nilai-nilai kodrat manusia kembali ke jalur, maka kesetaraan dan solidaritas akan mewarnai hari-hari para siswa. Puasa memiliki dimensi horisontal dengan kehidupan sosial yang kuat Seperti amal, menyajikan makanan kepada anak yatim, bersabar dalam menghadapi masalah. Ada beberapa nilai bagus untuk membangun karakter siswa. Memang tepat jika saat puasa Ramadhan akan diwariskan di sekolah sebagai program setelah bulan Ramadhan dalam membentuk karakter siswa melalui kegiatan sunnah puasa (tidak wajib puasa) dua kali seminggu Senin-Kamis, atau Berikan siswa kebebasan berunding untuk menentukan berapa kali dalam seminggu atau setiap bulan mengadakan sunnah puasa bersama, gagasan puasa Sunnah sangat berpengaruh pada terbentuknya karakter siswa secara efektif.