ISLAM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

Abstract

These studies reveal major premise regarding the basic assumption that Islam is a religion of “rahmatan lil’alamin”. Upholds the balance of life between beings from one another. Starting from education is a learning process that aims to establish a person become a better person and useful. Islam considers that education is very important. Due to undergo a process that one can obtain knowledge that can support the standard of living and position before God and other people. While the value is something beneficial and useful for humans as a reference behavior. So that the values of Islamic education into the properties or things that are inherent in Islamic education is used as a basis for human beings to achieve the goal of human life itself is dedicated to God. These values need to be instilled in children from childhood, because at that time is the right time to instill good habits to her. Broadly speaking,there are two models of Islamic education in Indonesia. That is; 1) boarding school in the form of Salafi Islamic School, Semi Modern and Modern. 2) Schools/Madrasah, comprising: RA/ TPA/TPQ (TK), MI/SDI (SD), MTs/SMPI (SMP), MA/SMAI (SMA/SMU), and universities. Islam also looked at education is able to be a blessing for the universe that regardless of their ethnicity, race, culture, religion, language, country, and others during his studies was running three processes, namely: 1) The internalization process of education as values, beliefs, knowledge fit with the ability and understanding of one’s (subjective) followed by: 2) The process of Externalization, manifested in action, attitude, behavior in accordance with the norms and beliefs, this has not become rahmatan lil Alamin during yet to reach the next process, namely: 3) The process of objectification, with consideration of the cognitive and cultural spawned social criteria knowledgeable and courteous in realizing knowledge so as to benefit and the benefit to others, without affecting the fundamental rights and is able to coexist with the common welfare.Kajian ini mengungkap premis mayor perihal asumsi dasar bahwa islam  adalah agama yang “rahmatan lil’alamin”. Sangat menjunjung tinggi keseimbangan kehidupan antara makhluk satu dengan lainnya. berawal dari Pendidikan yang merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna. islam memandang pendidikan itu sangat penting adanya. karena dengan menjalani sebuah proses itulah seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang taraf hidup dan posisinya di hadapan allah dan manusia lainnya. Sementara nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku. Sehingga nilai-nilai pendidikan islam menjadi sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan islam yang digunakan sebagai  dasar  manusia untuk mencapai  tujuan  hidup  manusia  itu sendiri yaitu mengabdi kepada allah SWT. nilai-nilai tersebut  perlu ditanamkan  pada  anak  sejak  kecil,  karena  pada waktu  itu adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan yang baik padanya. Secara garis besar, ada 2 model pendidikan islam di Indonesia. yaitu; 1) Pesantren yang berupa Pesantren Salafy, Semi Modern, dan Modern. 2) Sekolah/ Madrasah, terdiri : Ra/TPa/TPQ  (TK), MI/SDI (SD), MTs/SMPI (SMP), Ma/SMAI (SMA/SMU), dan Perguruan Tinggi. Islam juga memandang Pendidikannya mampu menjadi rahmat bagi alam semesta yang tanpa memandang suku,  ras, budaya, agama, bahasa, negara, dan lain-lain selama pendidikannya itu menjalankan 3 proses, yaitu : 1) Proses internalisasi pendidikan sebagai nilai, keyakinan, pengetahuan sesuai dengan kemampuan dan pemahaman seseorang (subyektif) yang kemudian dilanjutkan dengan : 2) Proses eksternalisasi,  diwujudkan  dalam tindakan, sikap, prilaku yang sesuai dengan norma dan keyakinannya, ini belum menjadi rahmatan lil alamin selama belum mencapai proses berikutnya yaitu : 3) Proses Obyektifikasi, dengan pertimbangan kognitif dan budaya melahirkan kriteria-kriteria kemasyarakatan yang berilmu pengetahuan dan santun dalam merealisasikannya sehingga mampu memberi manfaat dan kemaslahatan kepada yang lain, tanpa menganggu hak asasinya dan mampu berdampingan dengan kesejahteraan bersama.