LARANGAN JUAL BELI GHARAR: TELA’AH TERHADAP HADIS DARI MUSNAD AHMAD BIN HANBAL
Abstract
Purchase and sale activity is done for getting profits. But actually, not all that transaction can do it. Exactly, gharar is bringing the loss because it contains deception. Because of that, Prophet Muhammad SAW forbids that activity. That prohibition can found in the hadis of Ahmad bin hanbal musnad. This research purposes to explain the hujjah of hadis of Ahmad bin hanbal musnad about prohibition of gharar activity. Research method is done by beat out hadis of Ahmad bin hanbal musnad by CD RoM Lidwa Pusaka i-software – Kitab 9 Imam Hadis, then compare it with the other hadis and Al Qur’an. The result of this research shows that the hadis of Ahmad bin hanbal musnad is dha’if hadis, because there is one of rawi is broken. But if it has seen from matan (editorial). That hadis is in line with hadis from Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i and Ibnu Majah which is forbiding gharar. That hadis of Ahmad bin hanbal doesn’t contra with Al-Qur’an and other true theories. So, that hadis can be a hujjah Kegiatan jual beli dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Namun pada kenyataanya tidak semua transaksi jual beli mendatangkan keuntungan. Jual beli gharar justru menyebabkan kerugian karena mengandung unsur penipuan. oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW melarang jual beli tersebut. Larangan tersebut dapat ditemukan dalam hadis dari musnad Ahmad bin hanbal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ke-hujjah-an hadis dari musnad Ahmad bin hanbal mengenai larangan jual beli gharar. Metode penelitian dilakukan dengan menela’ah hadis dari musnad Ahmad bin hanbal melalui CD RoM Lidwa Pusaka i-software – Kitab9 Imam Hadis, kemudian membandingkan dengan hadis-hadis lain dan ayat-ayat dalam al- Quran. hasil penelitian ini menunjukan hadis dari musnad Ahmad bin hanbal tersebut merupakan hadis dha’if (lemah), karena ada satu rawi yang terputus. Akan tetapi, jika dilihat dari kandungan matan (redaksi), hadis tersebut sejalan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah yang melarang jual beli gharar. hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin hanbal tersebut juga tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan dalil-dalil lain yang shahih. Dengan demikian hadis ini dapat dijadikan sebagai hujjah.