REDEFINISI ONTOLOGI ASWAJA DALAM PENDIDIKAN MA’ARIF DI ERA KONTEMPORER

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan redefinisi ontologi aswaja dalam pendidikan ma`arif di era kontemporer. Pendekatan dalam peneltian ini adalah penelitian kepustakaan. Makna Aswaja selalu mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Di sisi lain, konsep aswaja selalu memiliki makna yang berbeda ketika sudah berafiliasi dengan kelompok tertentu. Tak terkecuali, Nahdhatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan juga memiliki konsep yang khas mengenai aswaja. Hal ini secara langsung berpengaruh pada lembaga-lembaga yang bernaung dibawahnya, seperti halnya Ma’arif. Seiring dengan perkembangan zaman, aswaja NU menjadi semakin ekslusif akibat dari pemahaman para pengikutnya. Banyak kritikan-kritikan dari para tokoh NU kontemporer yang muncul. Definisi aswaja kemungkinan besar akan kembali menjadi ekslusif di kalangan NU. Dari sini diperlukan definisi baru dari sudut pandang lain. Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa sikap taat dan tunduk pada Allah secara total yang bermuara dari ilmu yang senantiasa diamalkannya adalah definisi baru dari Aswaja ditinjau dari sudut pandang ontologi yang penulis coba tawarkan dalam penulisan ini.Kata kunci: ontologi aswaja, pendidikan ma’arif, kontemporerREDEFINITION OF ASWAJA ONTOLOGY IN THE CONTEM- PORARY ERA OF MA’ARIF  EDUCATION.  This study aims to describe the redefinition of aswaja ontology in ma’arif education in the contemporary  era. The approach of this study is library research. The meaning of Aswaja has always experienced a shift from time to time. On the other hand, the concept of aswaja has always had a different meaning when it was affiliated with a particular group. No exception, Nahdhatul  Ulama as a civic organization   also  has a distinctive concepts regarding aswaja. It is directly influential on the institutions which take shelter below, as does Ma’arif. Along with the development of the times, aswaja NU are becoming increasingly exclusive as the result of understanding his followers understanding. Much of the criticisms from the contemporary proponents of NU has been appeared. The definition of aswaja will most likely return to being exclusive among NU. Consequently, it takes a new definition from another point of view. The result of this study sum that attitude of obedience and submission to God in total that rises from the science that always be applied is the new definition of Aswaja reviewed from the viewpoint of ontology that the writer tries to offer in this writing.Keywords: Aswaja ontology, ma’arif education, contemporary