PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS (Studi Kasus Daerah Lereng Kampus II UIN Maulana Malik Ibrahim Kec. Junrejo, Batu-Malang)

Abstract

Rencana pembangunan kampus II UIN di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo, Batu-Malang mengharuskan pihak UIN untuk menata lahan agar sumber daya lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara  optimal.  Dalam  penataan  lahan  tersebut  haruslah  dilakukan  eksplorasi  dangkal  terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi tentang  kondisi tanah, yang meliputi lapisan tanah, struktur tanah, sifat tanah, kedalaman batuan dasar, kestabilan tanah serta gejala-gejala gerakan tanah yang mungkin terjadi seperti longsor. Longsor merupakan salah satu bencana geologi yang terjadi tidak hanya  karena  kondisi  geologi  yang  mendukung  tapi  juga  sering  dipicu  oleh  aktifitas  manusia. Dengan kondisi tanah kampus II UIN yang berupa lereng yang memungkinkan terjadinya  longsor maka perlu dilakukan tindakan preventif dengan melakukan ekplorasi dangkal  agar  tidak sampai merugikan pihak kampus.Penelitian ini menggunakan instrumen geolistrik dengan metode tahanan jenis konfigurasi wenner, dan dengan prosesing data menggunakan program Res2Dinv dengan hasil berupa citra penampang resistivitas dua dimensi dan program IPI2Win dengan hasil berupa  kurva  matching beserta tabel nilai resistivitas, kedalaman dan ketebalan lapisan.Penelitian ini terdiri dari dua lintasan, pada lintasan pertama dengan letak astronomi 12, 32’ 42,3 BT dan 07, 55’ 14,1” LS sampai 112, 32’ 42” BT dan 07, 55’ 05,4” LS tidak ditemukan bidang gelincir, diperkirakan  mempunyai  lima  lapisan  batuan,  dari  lapisan  paling  atas  ke  bawah  berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir keras, batu pasir tufaan kasar, kerikil dan batu pasir breksil padu. Sedangkan pada lintasan kedua yang terletak pada 112, 32’ 34” BT dan 07, 55’7,9”  LS sampai  112,  30’  07”  BT  dan  07,  55’  15,5”  LS  dan  merupakan  daerah  jurang  dengan kemiringan  20°  dan  kedalaman  jurang  40  meter  terdapat  bidang  gelincir  yang  memungkinkan terjadinya longsoran lokal,  diperkirakan  mempunyai  lima lapisan batuan,  lapisan paling atas  ke bawah berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir yang keras, batu lempung pasiran,  pasir  breksil  dan  batu  pasir  breksil  padu,  dimana  lapisan  ketiga  adalah  lapisan  yang berperan sebagai bidang gelincir.Kata kunci: Bidang gelincir, Geolistrik, metode tahanan jenis, Tanah Kampus II UIN  MaulanaMalik Ibrahim Malang