ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR
Abstract
Aktivitas Gunung Ijen pada bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 2012 menarik untuk dikaji karena aktivitas selama bulan tersebut mengalami perubahan status dari kondisi normal menjadi waspada kemudian meningkat menjadi siaga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik gempa vulkanik (tipe A dan tipe B) dan tremor harmonik serta melakukan identifikasi kantong magma dan proses internal Gunung Ijen terkait dengan seismisitasnya. Analisa data dilakukan pada data rekaman sesimik dari gempa vulkanik (tipe A dan tipe B) dan tremor harmonik yang didapatkan dari 3 stasiun seismik yaitu Ijen (Ijen), Terowongan Ijen (TRWI) dan Kawah Utara Ijen (KWUI). Sinyal diseleksi berdasarkan waveform dan dianalisis spektralnya untuk mendapatkan kandungan frekuensinya. Analisis hiposenter dilakukan untuk mengetahui kedalaman gempa-gempa vulkanik yang digunakan sebagai dasar identifikasi kantong magma dan proses internal Gunung Ijen. Berdasarkan analisa terhadap data rekaman sinyal seismik didapatkan karakteristik gempa vulkanik dalam (VA) memiliki ciri sinyal dengan amplitude berkisar 5–46 mm, lama gempa berkisar 6–45 detik, kandungan frekuensi berkisar 3,4 Hz dan kedalaman sumber gempa berkisar 2.500 – 4.000 meter dibawah Kawah Ijen. Gempa Vulkanik Dangkal (VB) memiliki ciri sinyal dengan amplitude berkisar 3–46 mm, lama gempa berkisar 5–25 detik, kandungan frekuensi berkisar 2,6 Hz dan kedalaman sumber gempa berkisar 0 - 2.500 meter dibawah Kawah Ijen. Untuk Tremor vulkanik kandungan frekuensinya berkisar 0,83 Hz, amplitude berkisar 0,5 – 45 mm dan sumber berada di bawah kawah. Aktivitas Gempa Vulkanik Gunung Ijen mengalami peningkatan tinggi ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB) diikuti oleh tremor harmonik serta peningkatan energi gempa vulkanik yang terkai dengan proses internal yang merupakan proses pergerakan magma dari dalam bumi menuju permukaan disebabkan oleh adanya kegiatan tektonik disekitar gunung yang menyebabkan adanya suplai magma dari kantong magma dalam yang diperkirakan berada pada kedalaman lebih dari 4000 meter dibawah permukaan laut.