IMPLEMENTASI PROGRAM PRONA BAGI MASYARAKAT EKONOMI LEMAH

Abstract

The importance of land certificate as legal protection for land owners invites the attention of policy makers in this country. The policy which is issued by the government is to issue mass certifying program on land based on the Decree of Ministry of internal affair Number 189 year 1981 0n Agrarian National Operation Project (PRONA) implementing by National Defence  Board  as  its  duty.  Basically,  the  program  is  implemented  annually  through some steps and processes, preparation, coordination/determination of Land Rights, right registration, certificate issuance and delivery of certificates. Obstacles which are faced by the District Land Office or City in implementing the program are in particular aspects such as society as the member of the program, the staff and financial aspect of the program itself. Pentingnya  sertifikat  hak  atas  tanah  sebagai  perlindungan  hukum  bagi  pemilik  tanah mengundang perhatian para pemilik kebijakan di negeri ini. Kebijakan yang di keluarkan pemerintah  salah  satunya  dengan  mengeluarkan  program  pensertipikatan  tanah  secara massal berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek  Operasi  Nasional  Agraria  (PRONA)  yang  pelaksananya  Badan  Pertanahan Nasional sebagaimana tugasnya. Pada dasarnya pelaksanaan Program Prona dilakukan secara  rutin  tiap  tahun  melalui  tahapan  atau  proses,  persiapan,  koordinasi/penetapan peserta PRONA, penyuluhan, pengukuran, pengumpulan data, pengumuman, penetapan Hak  Atas  Tanah,  pembukuan  hak,  penerbitan  sertipikat,  dan  penyerahan  sertifikat. Kendala-Kendala  yang  dihadapi  oleh  Kantor  Pertanahan  kabupaten  atau  Kota  dalam mengimplementasikan  program   PRONA  adalah  terjadi  dibeberapa  aspek  yaitu:  aspek masyarakat  peserta  PRONA,