Religious Networks in Madura: Pesantren, Nahdlatul Ulama, and Kiai as the Core of Santri Culture

Abstract

This paper addresses three institutions in Madurese santri culture: the pesantren (Islamic traditional education system), the Nahdlatul Ulama, and the kiai (tradisional Islamic authority). These three elements have characterised and become central part of both Islam and politics in Madura. The issues are raised in this paper: the nature of pesantren, the role of Nahdlatul Ulama, and kiais within the whole tradition of santri Islam in Madura. How does each of these elements form relationships with the others? These questions lead to answer the main question: Is Islam in Madura different from Islam in other places in Indonesia? Today, it seems clear that despite their rather changed perceptions of modern education, Islamic associations, and men of religion, Madurese people continue to preserve their sacred values, as the main three elements of the santri culture in Madura which have had a great influence on society, in both religious and worldly domains. The people share the view that Islamic law (shari’a) is fundamental to daily life and thus must be integrated in all aspects of life. However, like Islam in other places in Indonesia, the characteristic of Islam in Madura emphasizes primarily, but not exclusively, on aspects such as mysticism and local cultures.[Artikel ini menjelaskan tiga elemen penting budaya santri yang melekat pada masyarakat Madura, yaitu pesantren, mewakili elemen pendidikan Islam tradisional, Nahdlatul Ulama, mewakili organisasi Islam, dan kiai, merepresentasikan tokoh Islam. Ketiga elemen tersebut berjalin-kelindan dan membentuk relasi yang kompleks antara Islam dan politik sebagaimana dipraktikkan dalam masyarakat Madura. Dua persoalan penting yang hendak dijawab melalui artikel ini yaitu bagaimana karakter pesantren, Nahdlatul Ulama, dan kiai yang menjadi dasar Islam-santri di Madura dan bagaimana ketiga elemen tersebut saling terkait satu sama lain. Persoalan ini kemudian mengantarkan pada pertanyaan penting lainnya, yakni apakah Islam di Madura memiliki karakteristik dan bentuk yang berbeda dengan Islam yang hidup di wilayah lain di Indonesia? Sampai sekarang, meski masyarakat Madura mengalami pergeseran dalam menilai pendidikan modern, organisasi Islam, dan ulama, mereka masih tetap mempertahankan nilai-nilai sakral agama. Ini bisa dibuktikan dengan kuatnya pengaruh pesantren, Nahdlatul Ulama, dan kiai dalam urusan agama dan duniawi. Masyarakat Madura meyakini bahwa syariat Islam sangat penting dan perlu diterapkan dalam keseluruhan aspek kehidupan mereka. Namun, seperti Islam di wilayah lain di Indonesia, Islam di Madura juga sangat dipengaruhi oleh tasawuf dan budaya lokal.]