PEMIKIRAN IBNU AL-QAYYIM TENTANG PENDIDIKAN KRISTOLOGI (Studi Terhadap Kitab Hidāyah al-Hayārā fī Ajwibah al-Yahūd wa al-Nashārā)
Abstract
Perbedaan konsepsi di antara agama-agama yang ada adalah sebuah realitas, satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Perbedaan –bahkan benturan konsepsi– itu terjadi pada hampir semua aspek dalam agama, baik bidang konsepsi tentang Tuhan maupun konsepsi sistem pengaturan kehidupan. Sejak munculnya manusia di muka bumi, mulailah perbedaan itu muncul. Manusia dikarunia akal dengan kadar kemampuan dan jenis serta jumlah informasi yang berbeda, sehingga berkemungkinan memahami sesuatu dengan berbeda pula. Itu hal yang alami dalam kehidupan manusia. Sumber-sumber informasi yang dialami setiap manusia juga berbeda. Belum lagi sikap apriori atau fanatisme –karena berbagai faktor– yang menyebabkan munculnya perbedaan pandangan dan sikap. Perbedaan pendapat dan konsepsi keagamaan tidaklah otomatis memunculkan konflik pada level praktis. Sepanjang sejarah, kehidupan damai dan harmonis lebih banyak dijalani umat beragama, dibandingkan periode-periode konflik. Setidaknya, demikianlah titik tolak dan landasan bagi sebuah telaah (perbandingan) atau bahkan dialog sekalipun.