Sastra dan Difabel: Menilik Citra Difabel dalam Novel Biola Tak Berdawai dari Sudut Pandang Sosiologi Sastra Ian Watt
Abstract
As a human product, a work of literatureis influenced by various factors. It is not anautonomous, independent entity, immune from the social and political context in which the work is situated. Social factors surrounding an author have a significant role in shaping the author’s characterwhich, in turn is reflected in his/ her writing. Having said that, research on works of literature should pay careful attention to those external factors.Based on Seno Gumira Ajidarma’s work, Biola Tak Berdawai, this research seeks to demonstrate that literature portraysdisabled people as a minority and socially at-risk group. Using Ian Watt’s approach on literary realism this article argues that BiolaTak Berdawai resembles Seno Gumbira’s other works that are characterized by his extraordinary and critical insightsinto the social realities of Indonesia. Through this novel, Gumbira captures the negative stigma that is powerfully attached to people with disabilities. This novel reflects the realities of people with disabilities in Indonesia who continue to experience remarkable discrimination and stigma; being seen as incompetent, as God’s punishment, or a source of family disgrace and shame. Through the main character of this novel, Aku, anexcellent violin player, Seno Gumbira challenges this negative stigma.[Sebagai sebuah karya, karya sastra tidak terelakkan lagi untuk keluar dari situasi dan kondisi nyata produksinya. Karya sastra tidak dapat berdiri absolut sebagai kesatuan yang otonom, selalu ada faktor dari luar yang ikut mempengaruhinya. Faktor-faktor sosial yang ada di sekitar pengarang memiliki peran untuk memberikan karakteristik dalam karya sastranya, disamping mempengaruhi pengarang. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk memberi khasanah baru dalam khasanah disiplin keilmuan terkait isu difabel agar tidak stagnan pada bidang ilmu eksak dan ilmu sosial, tetapi juga seni dan sastra.Oleh karena itu, penelitian suatu karya sastra menempatkan pula faktor di luar karya sastra. Dalam penelitian ini digunakan novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma yang dikembangkan dari skenario film berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara. Pemilihan objek penelitian ini didasari oleh faktor tokoh utama yang seorang difabel dan peneliti ingin memberikan khasanah baru dalam penelitian karya sastra yang fokus melihat dari sudut pandang difabel yang masih minim perhatian. Posisi difabel dalam masyarakat khususnya di Indonesia, masih dalam kedudukan rentan sosial dan minoritas menjadi daya tarik peneliti untuk melihat bagaimana fenomena ini digambarkan dalam karya Sastra.Dengan menggunakan pendekatan teori sosiologi sastra Ian Watt, Biola Tak Berdawai tidak jauh berbeda dengan karya-karya Seno lainnya yang melemparkan gagasan kritis terhadap realitas sosial. Latar belakang sosial Seno yang sekaligus sebagai wartawan melemparkan gagasan kritisnya terkait kondisi difabel yang masih mendapat stigma negatif dari masyarakat. Cerminan sosial dalam novel tidak jauh berbeda dengan realitas yang terjadi di Indonesia, dimana ideologi kenormalan menyumbangkan berbagai bentuk ketidakadilan terhadap difabel. Difabel masih dianggap sebagai individu yang cacat, sebagai kutukan Tuhan, dan sebagai sumber aib bagi keluarga. Pendobrakan terhadap realitas yang ada, dilakukan pengarang lewat tokoh utama “Aku” yang difabel dengan menyajikan fakta bahwa difabel memiliki kemampuan yang berbeda, tetapi masyarakat masih belum memahaminya karena sudah terlanjur terjebak pada stigma negatif terhadap difabel.]