Hambatan Komunikasi pada Penyandang Autisme Remaja: Sebuah Studi Kasus

Abstract

For children with autism spectrum disorderwho typically experience communication problems, communication skillsare often considered a significant indicator for their development. Information concerning language and communication skills, and a history of the language interventions that a child has received is important information for planning further interventions as the child enters his/ her teenage years. Unfortunately, research on communication and language problems for teenagers with autism receive little attention. This study intends to fill that gap. Based on interviews with two teenagers with autism in Yogyakarta this research seeks to understand theproblems and challenges faced by teenagers with autism. The research also examines the efforts of parents and/or teachers in developing language and communication skills.Data collection was conducted from September-December 2014. The primary participants of this research were a 19 year old girl and 16 year old boy with autism; both were attending a specialautism school in Yogyakarta, Indonesia. The research also involve the participants’ significant others, namely the parents and the teachers. The resultsshowed that: 1) the communication skills of the two participants is far below that of their age cohort and; 2) interventions received by the participants significantly improved their communication and language skills, yet did not totally diminish their communications problems.[Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perkembangan penyandang autisme remaja. Informasi mengenai perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi pada penyandang autisme, serta riwayat intervensi komunikasi yang pernah diterima merupakan informasi yang penting sebelum menentukan dan melaksanakan intervensi lanjutan bagi para remaja autis. Penelitian mengenai hambatan komunikasi dan metode pembelajaran komunikasi pada penyandang autisme remaja belum banyak dilakukan. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran kasus hambatan komunikasi pada penyandang autisme remaja. Selain itu, penelitian ini juga akan melihat usaha-usaha yang telah dilakukan oleh orangtua maupun sekolah dalam meningkatkan kemampuan komunikasi pada remaja autis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisa dokumen. Proses pengambilan data dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Subjek penelitian terdiri dari dua orang penyandang autisme remaja. Subjek pertama berusia 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Subjek kedua berusia 16 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Keduanya merupakan siswa dari sebuah sekolah lanjutan autis di Yogyakarta. Selain kedua orang subjek, peneliti juga melibatkan significant others, yaitu orang tua dan guru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kemampuan komunikasi penyandang autisme remaja yang menjadi subjek penelitian berada jauh di bawah usia kronologisnya, dan (2) Intervensi yang diberikan kepada subjek sejak masa kanak-kanak hingga remaja berperan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi subjek, namun belum dapat menuntaskan hambatan komunikasi yang dialami subjek. Hasil penelitian didiskusikan lebih lanjut.]