Reflections on the Mysticism of Shams al-Dīn al-Samaṭra’ī (1550?–1630)
Abstract
Artikel ini berupaya menumbuhkan kembali minat dan apresiasi terhadap Shams al-Din sebagai seorang guru dengan penguasaan bahasa Arab yang luar biasa, seorang yang memiliki kecintaan untuk belajar dan hasrat kepada Tuhan. Artikel ini memberi perhatian pada beberapa aspek dari karyanya yang berjudul Jawhar al-?aqa'iq yang menggambarkan kualitas, kehalusan, dan kapasitas karya tersebut, serta menunjukkan kekhasan atas gaya dan ekspresi Shams al-Din. Upaya tersebut dilakukan dengan memperlihatkan dedikasi dan hasrat yang mendorong karyanya itu, kualitas kepribadian, pikiran, dan pengabdiannya yang membuatnya layak untuk menduduki posisi Shaykh al-Islam selama masa pemerintahan tiga sultan-'Ala' al-Din Ri'ayat Shah, 'Ali Ri'ayat Shah, dan Iskandar Muda. Bahkan, Iskandar Muda sendiri kemudian menjadi muridnya.Copyright (c) 2014 by SDI. All right reserved.DOI: 10.15408/sdi.v18i2.433