The Roots of the Writing Tradition of Ḥadīth Works in Nusantara: Hidāyāt al-ḥabīb by Nūr al-Dīn al-Rānīrī

Abstract

Artikel ini mencoba membuktikan bahwa tradisi penulisan kitab-kitab hadis di kalangan ulama Nusantara tidak 'sesepi' yang dikesankan selama ini. Meskipun dari segi jumlah memang kalah jauh dibanding bidang keilmuan lain, terutama tasawuf dan fikih, karya-karya lokal di bidang hadis, terutama dalam bahasa Melayu, dapat dijumpai, baik berupa kompilasi utuh sejumlah hadis maupun semata terjemahan dari kitab hadis berbahasa Arab. Salah satu kitab hadis Melayu terawal yang menjadi bahan diskusi dalam artikel ini adalah Hidayat al-habib fi-al-targhib wa-al-tarhib, karangan Nuruddin al-Raniri. Minimnya kajian tentang tradisi penulisan karya-karya hadis, termasuk terhadap teks Hidayat al-habib ini tampaknya sangat dipengaruhi oleh masih terbatasnya akses terhadap sumber-sumber primer berupa naskah-naskah tulisan tangan (manuscript) di bidang ini. Hidayat al-habib ditulis pada 6 Syawal 1045 H/14 Maret 1636 M. Kitab ini mengandung 831 buah hadis dari berbagai sumber, seperti kitab Bukhari, Muslim, Turmudhi, dan lain-lain.Copyright (c) 2014 by SDI. All right reserved.DOI: 10.15408/sdi.v19i1.369