Shariah in the Era of Regional Autonomy in Indonesia (الشريعة الإسلامية فى عصر الاستقلال الذاتى باندونيسيا)

Abstract

Abstrak: Syariat Islam di Era Otonomi Daerah di Indonesia. Perkembangan Hukum Islam di Indonesia telah berlangsung sejak berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara sebelum datangnya masa penjajahan Belanda yang kemudian hari menguasai Nusantara selama lebih kurang 350 tahun. Pemberlakuan Hukum Islam itu sendiri berjalan dalam lima fase dengan mengalami pelbagai keadaan sebagai peluang sekaligus tantangan dari pihak penjajah yang bertujuan “devide at impera”, memecah belah dan mengadu domba, untuk tetap terus menjajah. Seperti siasat Snouck Hurgronje, dia mencetuskan gagasan teori Receptie dalam rangka memandulkan Hukum Islam, yang oleh Hazairin disebut “teori Iblis”. Perjalanan Hukum Islam pada fase menjelang kemerdekaan dan sesudahnya tetap eksis walau harus diperhadapkan dengan hukum Adat dan hukum Hindia Belanda. Sebagai bukti eksistensi Hukum Islam maka pengundangan Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menjadi pedoman bagi umat Islam Indonesia saat ini.Kata Kunci:        السلطة, التشريع اللإسلامى, الأحكام الإسلاميةAbstract: Shariah in the Era of Regional Autonomy in Indonesia. Developments in Islamic Law in Indonesia have taken place since Islamic kingdoms were established in Nusantara before the arrival of the Dutch colonisation period, which dominated Nusantara for the next 350 years. The imposition of Islamic law on its own has moved through five phases, going through various opportune periods. But at the same time it faced a challenge from the colonial side, whose goal was to “divide and conquer” to maintain oppression like the strategy of Snouck Hurgronje. The Dutch created the theory of Receptie as an effort to sterilize Islamic law, which Hazairin then called “Satanic law”. The course of Islamic law during the phase just before independence and afterwards still exists, even though it must be admitted it is Adat and Dutch law that guides Indonesia. But as evidence of the existence of Islamic law, there is the enactment of the 1974 Marriage Act, which serves as guidance for followers of Islam today.Kata Kunci:   السلطة, التشريع اللإسلامى, الأحكام الإسلاميةDOI: 10.15408/ajis.v12i1.973