Analisa Pemikiran Tasawuf Indonesia dan Persia dalam Interpretasi Terhadap Ayat-Ayat Sufistik

Abstract

This article discusses how the thoughts of Nusantara Sufis and Persian Sufis interpret the verses of the Qur'an that address themes of theoretical Sufism, particularly the innate nature of monotheism embedded in the human heart. To analyze this discussion, the author employs an analytical-descriptive method, leading to the conclusion that only Allah Swt is the true existence, and that any existence besides Allah cannot arise by itself. In Nusantara Sufi thought, the concept of wahdat al-wujud expresses the oneness of Allah, which does not contradict the manifestation of His names and attributes. Similarly, in the thought of Persian Sufis like Hasan Zadeh Amuli, God is absolute in His oneness and has no partners or comparisons; he asserts that the pinnacle of a Salik's journey is the monotheistic Shamadi.   Artikel ini membahas bagaimana pemikiran para Sufi Nusantara dan Sufi Persia dalam menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang tema-tema tasawuf teoritis khususnya fitrah tauhid yang telah tertanam di dalam hati manusia. Untuk menganalisa pembahasan ini Penulis menggunakan metode analitis-deskriptif, yang Pada akhirnya penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa hanya Allah Swt yang merupakan wujud yang hakiki dan wujud selain Allah tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Dalam pemikiran Sufi Nusantara konsep wahdat al-wujud adalah untuk menyatakan keesaan Allah yang tidak bertentangan dengan penampakan manifestasi nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Begitu juga dalam pemikiran Sufi Persia seperti Hasan Zadeh Amuli, Tuhan adalah mutlak dalam keesaan-Nya dan tidak ada sekutu atau perbandingan bagi-Nya, bahkan menurutnya puncak perjalanan seorang Salik Tauhid shamadi.