Representasi Kearifan Lokal dalam Al-Qur’an: Dari Takdir Keberadaan Manusia Hingga Terbentuknya Relasi Sosial

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tahapan genesis kearifan lokal dengan pendekatan interdidipliner untuk membangun relasi manusia dengan lingkungannya. Langkah yang dilakukan adalah dengan menelaah sinergitas antara eksistensial manusia dan nilai-nilai kearifan lokal dalam perspektif Al-Qur’an. Untuk mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an terkait kearifan lokal, maka digunakan pendekatan filsafat eksistensialisme Heidegger dan pendekatan sosiologi Emile Durkheim. Ada lima tahapan dalam bingkai kearifan lokal yakni 1. Tahap kesadaran eksistensial manusia dijelaskan dalam Q.S. Fussilat [41]: 53, 2. Tahap keyakinan eksistensial manusia sebagai takdir dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 13, 3. Tahap bertahan dalam eksistensi melalui kasb (usaha manusia) dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 286, 4. Tahap kesadaran eksistensial manusia terikat nilai (qimah) dijelaskan dalam Q.S. Ali ‘Imran [3]: 104, 5. Tahap membangun sinergitas eksistensial manusia dan nilai kearifan lokal dalam ruang society 5.0 dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an. Meskipun manusia hidup dalam kebebasan untuk menyatu dengan dunia digital, namun tetap terikat dengan konsensus nilai yang disepakati komunitas sebagai warisan bersama yaitu nilai-nilai kearifan lokal. Di sinilah letak sinergitas antara eksistensial manusia dan kearifan lokal.