Tradisi Intelektual Ulama Pesantren: Studi Komparasi Ulama Pesantren Salaf dan Pesantren Modern

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menelusuri tradisi ulama yang berlatarbelakang pendidikan pesantren tradisional dan pesantren modern dalam mendidik santri-santrinya sebagai kader ulama. Penulis mengambil studi kasus Ali Mustafa Yaqub sebagai representasi ulama yang lahir dari rahim pesantren salaf dan Abdullah Syukri Zarkasyi sebagai representasi dari ulama yang lahir dari rahim pesantren modern. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskritif dengan melakukan analisis berbasis kajian kepustakaan (library research), sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan sumber-sumber primer, sekunder dan tersier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ali Mustafa Yaqub sangat kuat mempertahankan idealisme model pesantren salaf dengan basis kitab kuning, hal ini terlihat dari lembaga pendidikan pesantren Darus Sunnah yang ia dirikan dengan visinya mengader ulama sejak dini. Ia juga menekankan bahwa ulama harus bisa membaca dan memahami kitab kuning. Berbeda dengan Abdullah Syukri Zarkasyi, melalui Pondok Modern Gontor, ia lebih mengarahkan santri-santrinya kepada life skill seperti organisasi, kesenian, dan olahraga. Gontor tidak mengajarkan kitab kuning secara komprehensif akan tetapi ia memberikan pelajaran Bahasa Arab dasar sebagai kunci untuk mendalami kitab kuning di kemudian hari.