ISLAM KANAN VERSUS ISLAM KIRI DI INDONESIA

Abstract

Realitas kelompok umat Islam di Indonesia secara sederhana dapat dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu: pertama,  golongan kanan, yang dikenal kemudian dengan sebutan Islam kanan atau  dengan istilah Funadamentalisme. Islam kanan lebih menekankan pada pemahaman teks secara normative, ingin mengembalikan kejayaan Islam pada masa Rasul dipraktekan dalam kontreks kekinian. Mereka selalu menggunakan issue-issue politik, seperti khilafah, anti barat, dan bahkan bisa bertindak anarkhis atas dalil agama, termasuk juga gerakan terorisme. Islam kanan juga terkesan sangat eksklusif, intoleran terhadap kelompok lain yang dianggap telah menyeleweng dari ajaran Islam. Secara historis Islam Kanan memiliki akar  dengan kelompok DI/TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo  yang menentang perjanjian Renvile pada masa awal Indonesia dan berakhir dengan pemberontakan terhadap NKRI pada tahun 60-an. Kedua, golongan kiri, adalah kelompok yang lebih terbuka, inklusif, toleran terhadap nilai-nilai local maupun nilai-nilai Barat. Islam kiri bisa juga direpresentasikan oleh kelompok Islam tradisional yang bersifat moderat. Islam kiri juga bisa dikembangkan oleh gerakan Islam liberal saat ini.