REFORMULASI EPISTEMOLOGI AL-JABIRI

Abstract

Kebidupan keagamaan kontemporer menawarkan dua pilihan kepada kita; islamis dan sekuler. Memilih sebagai islamis membawa kita kepada pada posisi sebagai “makhluk asing” dalam kehidupan saat ini dan (berpeluang) tergerus zaman, sedangkan pilihan satunya, “sekuler” memang memungkinkan membuat kita secara sosial relevan dengan zaman kontemporer, tetapi pada saat yang sama, timbul konflik batin, goncangan iman, dan kian merasa berjarak dari Islam, sebagai jalan dan keyakinan. Kondisi ini menyebabkan beberapa pemikir Muslim kontemporer terus berusahan dan mencoba menawarkan solusi alternatif. Salah satunya, memanfaatkan kerangka teori dan metodologi yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang berkembang sekitar abad ke-18 dan 19. Filsafat Ilmu ala Barat (Rasionalisme, Empirisisme, dan Pragmatisme) dianggap kurang relevan untuk dijadikan sebagai kerangka teori dan analisis terhadap pasang-surut dan perkembagan studi Islam, sehingga diperlukan perangkat kerangka analisis epistemologis yang khas untuk pemikiran Islam. Konsep epistemologi filsafat ilmu yang ditawarkan oleh M. Abid al-Jabiri; episteme Bayani, Irfani dan Burhani menjadi sebuah keniscayaan untuk didesakkan, diterjemahkan, dan diaplikasikan dalam dunia nyata.