PERSENYAWAAN TEKS DAN KONTEKS DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN

Abstract

Sebagai mu’jizat terbesar yang diberikan kepada Nabi SAW, al-Qur’an memiliki tingkat akurasi gaya bahasa yang sangat tinggi, sekaligus membuktikannya bahwa ia sudah dipersiapkan untuk menyapa manusia dengan ssgala karakteristik sosiologisnya. Dan kini seiring dengan perputaran waktu, pun realitas sosial yang dihadapi oleh kaum muslimin, tidak lagi sesederhana seperti saat kali pertama al-Qur’an diturunkan. Realitas hari ini menuntut manusia untuk lebih jeli dalam membaca pesan-pesan teologis-normatif yang terkandung dalam al-Qur’an. Hal ini tidak sedikitpun berupaya mengkerdilkan posisi al-Qur’an, terlebih dapat dibongkar pasang sesuai dengan keinginan dan kepentingan. Namun, upaya ini tidak lebih dan sebuah tradisi keilmuan sebagai upaya mengkaji lebih dalam makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Lebih-lebih kemudian, ternyata, pemahaman al-Qur’an melalui penafsiran tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan teks semata tapi juga harus dilakukan dengan melakukan refleksi konteks. Dan pendekatan semiotika dapat menjadi suatu alternatif untuk membangun persenyawaan teks dan konteks dalam penafsiran al-Qur’an.