GENEALOGI PEMIKIRAN ANGELIKA NEUWIRTH TENTANG TARTIB NUZULI SEBAGAI METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN
Abstract
Tartib nuzuli ataupun memahami Al- Quran menurut kronologi turunnya wahyu ialah salah satu tata cara penafsiran Al- Quran yang tidak sering dibahas oleh para ulama. Di antara ulama yang peduli dengan konsep ini merupakan Angelika Neuwirth. Tartib nuzuli yang dikembangkan oleh Neuwirth bisa memberikan kontribusi untuk kajian Al- Quran. Untuk sampai pada gagasan Newworth, riset ini memakai jenis riset kualitatif serta teori genealogi. Hasil riset menunjukkan bahwa Neuwirth menekankan perlunya perlengkapan hermeneutik guna menghidupkan Al- Quran pasca- kanonik sesuai dengan kronologinya. Dengan memakai pendekatan sastra dan sejarah, Al- Quran dianalisis secara sinkronis dan diakronis melalui kerangka waktu( diawali dengan fase pra- Sabda di Mekah). Berikutnya, Al- Quran dianalisis dari segi unit abjad serta intertekstualitas. Pemikiran Neuwirth tentang marginalisasi yakni kritiknya terhadap riset akademis yang berfokus pada teks- teks pasca- editing daripada menyampaikan aspek- aspek pra- kanonisasinya.. Meskipun terdapat kekhawatiran kanonisasi, sebagian tokoh Barat masih menciptakan alasan sensitif, dan tokoh Muslim yang tidak serta merta memakai tartib nuzuli selaku tata cara menafsirkan Al- Quran. Aspek ideologis Neuwirth antara lain: Awal, ketertarikan awal mulanya pada Al- Quran, sastra, serta sejarah. Kedua, dipengaruhi oleh guru seperti Profesor. Anthony dengan demikian menambah minatnya untuk menekuni Al- Quran. Ketiga, dipengaruhi oleh pemikiran tokoh- tokoh lebih dahulu, yang juga menitikberatkan pada konsep kronologi al- Quran. Salah satu implikasi dari gagasan Neuwirth merupakan: Pertama, dia menawarkan bermacam metode interpretasi. Kedua, membuka diskusi yang lebih terbuka serta ilmiah. Ketiga, mengambil pendekatan jalan tengah terhadap Al- Quran. Keempat, Corpus Coranicum dibangun sebagai aksi pemikiran yang konkrit.