AUTENTIKASI ISRĀILIYYĀT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN
Abstract
Latar belakang pada penelitian ini ialah untuk menanggapi Isrāiliyyāt sebagai salah satu instrumen dalam penafsiran Al-Qur’an. Artikel ini berfokus pada apa dan bagaimana Isrāiliyyāt masuk dalam penafsiran al-Qur’an beserta tokoh-tokohnya, berbagai perspektif terkait Isrāiliyyāt serta autentikasi Isrāiliyyāt dalam tafsir al-Qur’an. Adapun tujuan penelitian Ini adalah untuk mengetahui keautentikan kisah-kisah Isrāiliyyāt dalam penafsiran al-Qur’an. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), data-data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber, diseleksi lalu dirangkai ke dalam hubungan-hubungan sehingga menjadi suatu bentuk penulisan deskriptif. Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah naqd al-matan dan naqd sannad yaitu meninjau riwayat dari segi internal maupun eksternal dengan memperhitungkan terhindarnya matan dari illat, syadz dan mempertimbangkan kesahihan sanad. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga pandangan terkait autentikasi Isrāiliyyāt dan penggunaanya dalam penafsiran, yaitu: 1) receptionist, 2) rejectionist, 3) sintesa kreatif. Penelitian ini menjadi penting dibahas, karena tanpa disadari kehadiran Isrāiliyyāt dapat menimbulkan bahaya yang bisa merusak akidah, sehingga isu terkait Isrāiliyyāt ini perlu dikaji dengan benar agar tidak menimbulkan salah persepsi dalam memahami Al-Qur’an mengingat al-Quran adalah kitab sekaligus pedoman hidup manusia, manuskrip yang terjaga dari pemalsuan serta keautentikannya dijamin Allah SWT. Eksistensi Al-Qur’an tidak sekedar dibaca kemudian dihafal, namun dipelajari dan dikaji dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan oleh manusia sepanjang zaman, sehingga jika dalam penafsiran terdapat kekeliruan maka fatal akibatnya.