Aspek Lokalitas Penafsiran Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (Analisis atas Kisah Yusuf dalam QS. Yusuf [12])
Abstract
Penafsiran terhadap al-Qur’an pada dasarnya bukan hanya sekadar praktik penafsiran, akan tetapi lebih dari itu seorang mufassir akan bergelut dengan dialektika yang ada mulai dari tradisi, budaya, sosial, dan politik yang ada pada zaman ia menyusun tafsir tersebut. Kajian tafsir bukan hanya meneliti berkaitan dengan bagaimana seorang mufassir menafsirkan suatu ayat al-Qur’an, akan tetapi termasuk juga di dalamnya meneliti bagaimana sosial politik, budaya, tradisi, pembaca ketika tafsir ditulis menjadi bagian dari penafsiran ayat al-Qur’an tersebut. Hamka adalah salah seorang mufassir Indonesia yang memadukan beberapa aspek ini. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar banyak memuat unsur-unsur lokalitas tatkala menafsirkan ayat al-Qur’an. Tulisan ini akan membahas terkait narasi lokal apa saja yang terdapat di dalam Tafsir Al-Azhar pada QS Yusuf. Tulisan ini adalah penelitian kepustakaan yang mana berusaha menyelidiki seberapa jauh aspek lokalitas mempengaruhi Buya Hamka dalam menafsirkan ayat al-Qur’an. Setelah menganalisis Tafsir Al-Azhar dan beberapa sumber sekunder, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan bahwa aspek lokalitas yang ada pada kisah Yusuf dalam QS. Yusuf ini ada pada beberapa fragmen kisah, yaitu: 1) mimpi Yusuf, 2) Yusuf dibuang ke dalam sumur, 3) Yusuf dirayu oleh seorang perempuan, 4) Lidah Bocor, 5) tafsir mimpi Sang Raja, 6) Saudara Yusuf kembali ke rumah, 7) Kesabaran Nabi Yaqub.